Aktivitas Antibakteri Yang Dihasilkan Oleh Bakteri Asam Laktat Dari Produk Perikanan Terhadap Bakteri Food Borne Disease (Eschericia Coli,Staphylococcus Aureus, Dan Salmonella Sp.)

Ikan yang telah mati umumnya mudah mengalami proses pembusukan lebih cepat karena adanya kandungan bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan (Marpaung, 2015). Selain pembusukan kasus kontaminasi produk perikanan juga cukup tinggi. Beberapa contoh jenis bakteri yang sering mengkontaminasi produk yaitu...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Tri Wahyuni
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Published: 2019
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/92940/1/PK.THP.35-19%20Wah%20a%20abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/92940/2/PK.THP.35-19%20Wah%20a%20daftar%20isi.pdf
http://repository.unair.ac.id/92940/3/PK.THP.35-19%20Wah%20a%20daftar%20pustaka.pdf
http://repository.unair.ac.id/92940/4/PK.THP.35-19%20Wah%20a%20full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/92940/
http://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Ikan yang telah mati umumnya mudah mengalami proses pembusukan lebih cepat karena adanya kandungan bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan (Marpaung, 2015). Selain pembusukan kasus kontaminasi produk perikanan juga cukup tinggi. Beberapa contoh jenis bakteri yang sering mengkontaminasi produk yaitu bakteri Salmonella sp., Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus. Menurut Melawati, dkk. (2019) menyatakan bahwa cemaran bakteri Salmonella sp., Staphylococcus aureus, Shigella sp., dan Vibrio sp. pada produk dapat menyebabkan food borne disease. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menghambat proses pembusukkan pada produk-produk perikanan yaitu dengan dilakukannya pengawetan (Habibah, 2013). Bahan pengawet sintetis yang umumnya sering digunakan yaitu formalin dan sodium benzoat. Penggunaan formalin sudah dilarang dalam makanan berdasarkan Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1998. Sehingga perlu dilakukan upaya lain untuk mengurangi penggunaan bahan kimia pada pangan. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan agen biopreservatif seperti (BAL). BAL mampu menghasilkan metabolit sekunder berupa asam organik (asam laktat dan asam asetat), hidrogen peroksida, diasetil dan bakteriosin yang dapat menghambat aktivitas bakteri patogen pada pangan (Desniar, dkk., 2012). Menurut penelitian Yang et al. (2014) mampu membunuh bakteri Escherichia coli, Salmonella typhimurium, Staphylococcus aureus, dan Listeria monocytogenes. Potensi BAL yang cukup tinggi digunakan sebagai biopreservatif dan dapat pula digunakan sebagai pengawet alami yang aman digunakan. Produk perikanan yang dapat diisolasi BAL cukup banyak, namun masih terdapat beberapa produk yang belum dieksplorasi seperti ikan asin, ikan jambal dan lain-lain.