Hubungan Konsumsi Makanan Dan Sedentari Lifestyle Dengan Tingkat Kewaspadaan Terhadap Risiko Kanker Payudara Pada Remaja Putri
Pendahuluan: Tingkat kewaspadaan terhadap risiko kanker payudara pada remaja putri saat ini masih rendah. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konsumsi makanan berisiko kanker dan sedentari lifestyle di masa remaja dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Tujuan penelitian ini adalah untuk men...
Saved in:
Summary: | Pendahuluan: Tingkat kewaspadaan terhadap risiko kanker payudara pada remaja putri saat ini masih rendah. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konsumsi makanan berisiko kanker dan sedentari lifestyle di masa remaja dapat
meningkatkan risiko kanker payudara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan konsumsi makanan dan sedentari lifestyle dengan tingkat kewaspadaan terhadap risiko kanker payudara pada remaja putri. Metode: Desain
penelitian ini adalah cross-sectional. Responden sejumlah 206 remaja putri berusia 15-18 tahun dari kelas X-XI Sekolah Menengah Kejuruan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tingkat kewaspadaan terhadap risiko kanker payudara,
Food Frequencies Questionnaire, dan Adolescent Sedentary Activity Questionnaire. Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, Chi-square, dan Spearman’s Rho test dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil:
Tingkat kewaspadaan terhadap risiko kanker payudara pada remaja putri tinggi (67,5%). Terdapat hubungan konsumsi makanan dengan tingkat kewaspadaan terhadap risiko kanker payudara pada remaja putri (OR=0,230; 95% CI: 0,081- 0,651; p=0,003). Namun, tidak terdapat hubungan sedentari lifestyle dengan tingkat kewaspadaan terhadap risiko kanker payudara pada remaja putri (p=0,548). Diskusi: Remaja mengetahui penyakit kanker payudara, tetapi pengetahuan
terhadap faktor risiko serta tanda dan gejala masih rendah. Kurangnya pengetahuan terhadap faktor risiko mempengaruhi gaya hidup sedentari remaja putri. Diharapkan peneliti selanjutnya menggunakan kuesioner konsumsi makanan yang
lebih detail (frekuensi dan porsi) serta observasi dalam jangka waktu yang lebih
lama. Dapat dilaksanakan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang SADARI sebagai strategi pencegahan sehingga dapat meningkatkan
kewaspadaan remaja putri. |
---|