DEKAFEINASI BUBUK KOPI (COFFEA CANEPHORA PIERRE EX. A. FROEHNER) DENGAN EKSTRAKSI CAIRAN SUPERKRITIS (SFE)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum proses ekstraksi cairan superkritis (SFE) untuk memaksimalkan penyisihan kafein dari Coffea canephora Pierre ex. A. Froehner dengan tetap menjaga kualitas sensoriknya. Secara khusus penelitian ini berfokus pada optimasi parameter ekstraksi su...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Octaviani, Dinia
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/82689
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum proses ekstraksi cairan superkritis (SFE) untuk memaksimalkan penyisihan kafein dari Coffea canephora Pierre ex. A. Froehner dengan tetap menjaga kualitas sensoriknya. Secara khusus penelitian ini berfokus pada optimasi parameter ekstraksi suhu, tekanan dan volume co-solvent. Proses dekafeinasi melibatkan pengoperasian instrumen SFE dalam berbagai kondisi: 40°C dan 100, 150, 200 bar; 50°C dan 100, 150, 200 bar; 60°C dan 100, 150, 200 bar. Masing-masing ekstraksi dilakukan selama 45-50 menit dan diulang sebanyak dua kali sehingga menghasilkan total 18 ekstraksi. Pasca ekstraksi, kafein diekstraksi menggunakan etil asetat dan diukur menggunakan densitometri KLT, dengan konsentrasi kafein dihitung dari kurva kalibrasi standar. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kandungan kafein yang signifikan pada semua kondisi pengujian, dengan penurunan tertinggi sebesar 89,448% dicapai pada suhu 60°C dan 200 bar. Penambahan etanol 10% sebagai pelarut bersama pada volume 5mL, 10mL, dan 15mL semakin meningkatkan penghilangan kafein, mencapai pengurangan masing-masing sebesar 91,392%, 93,545%, dan 93,877%. Kondisi optimal untuk dekafeinasi diidentifikasi pada suhu 60°C dan 200 bar dengan 15mL pelarut bersama dengan 10% etanol, yang meningkatkan penghilangan kafein hingga 4,951%. Perpotongan tekanan dan suhu yang berbeda menghasilkan p <0,005, yang menunjukkan perbedaan signifikan antar kondisi. Koefisien korelasi Pearson (r) sebesar 0,829 menunjukkan adanya korelasi positif yang kuat antara kandungan kafein dengan skor rata-rata skala hedonik. Hal ini menunjukkan bahwa seiring dengan peningkatan kandungan kafein, kekuatan aroma yang dirasakan juga meningkat, yang menunjukkan preferensi konsumen terhadap kandungan kafein yang lebih tinggi pada kopi sangrai.