IDENTIFIKASI BAKTERI PADA IKAN KONSUMSI IMPOR DI BALAI KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANA HASIL PERIKANAN JAKARTA II, TANJUNG PRIOK, JAKARTA – UTARA

Ikan merupakan salah satu produk perikanan sebagai sumber pangan yang mudah busuk karena merupakan tempat yang cocok untuk pertumbuhan mikroba baik patogen maupun nonpatogen. Bakteri adalah salah satu mikroorganisme yang menyebabkan timbulnya kerusakan pada produk perikanan. Dengan demikian, perlu d...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: HUTAMA SATRIANA FARIZKY, 141511133115
Format: Other NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: Fakultas Perikanan dan Kelautan 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/77925/1/PKL%20PK%20BP%20123%20-%2018%20Far%20i-Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/77925/2/PKL%20PK%20BP%20123%20-%2018%20Far%20i.pdf
http://repository.unair.ac.id/77925/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Ikan merupakan salah satu produk perikanan sebagai sumber pangan yang mudah busuk karena merupakan tempat yang cocok untuk pertumbuhan mikroba baik patogen maupun nonpatogen. Bakteri adalah salah satu mikroorganisme yang menyebabkan timbulnya kerusakan pada produk perikanan. Dengan demikian, perlu dilakukan proses identifikasi bakteri yang menginfeksi atau menginfestasi pada produk perikanan. Proses identifikasi bakteri ini dilakukan di Balai Karantina Ikan sebagai syarat untuk mendapatkan sertifikat kelayakan produk impor. Regulasi mengimpor produk perikana di Indonesia pertama harus melalui pengajuan permohonan impor hasil perikanan kepada Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan, dilanjutkan dengan petugas memeriksa semua dokumen agar dapat diterbitkannya dokumen surat persetujuan pengeluaran. Setelah dokumen tersebut diterbitkan barulah barang dapat keluar pabean dan akan diteruskan ke Instalasi Karantina Ikan untuk dilakukan pengujian laboratorium, jika produk uji mendapatkan sertifikat kesehatan barulah produk dapat diteruskan atau dipasarkan ke wilayah Indonesia. Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta II, Tanjung Priok, Jakarta-Utara pada tanggal 18 Desember 2017 hingga tanggal 18 Januari 2018. Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, serta ketrampilan kerja digunakan untuk mengidentifikasi bakteri dan mengetahui jenis-jenis bakteri yang menyerang ikan konsumsi impor. Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode deskriptif dengan pengambilan data meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, partisipasi aktif dan studi pustaka. Metode yang digunakan untuk identifikasi bakteri pada Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta II, Tanjung Priok, Jakarta-Utara adalah metode konvensional dan metode biologi molekuler (PCR). Penggunaan metode konvensional ini dimulai dari pengisolasian awal, isolasi pemurnian bakteri yakni dengan melakukan pengamatan koloni dan morfologi bakteri, uji biokimia, dan yang terakhir adalah proses identifikasi sedikitnya dibutuhkan waktu empat hari. Sedangkan metode biologi molekuler (PCR) ini dimulai dari ekstraksi, amplifikasi, elektroforesis, dan interpretasi hasil dengan metode PCR membutuhkan waktu satu hari. Bakteri yang sering ditemukan dari hasil identifikasi ikan konsumsi impor adalah Aeromonas caviae, Pseudomonas aeruginosa, Proteus morganii, Proteus vulgaris, dan Vibrio fluvialis